Senin, 05 Desember 2011

sosok pahlawan wanita Aceh dan dua isi *Femenisme dan Status Sosial


    Menulis tentang perempuan seperti membuka lembaran novel yang selalu menarik untuk dibaca kelanjutannya. Jujur saya sudah lama tertarik ingin menulis tentang perempuan, yaitu sosok fenomenal yang selalu dibicarakan sepanjang masa. Berbicara tentang kaum saya endiri kadang seperti bercermin tentang refleksi diri baik itu sisi baik dan buruk. Dan dua sisi menarik dari sudut pandang saya tentang seorang perempuan adalah sosok heroik dalam konteks  gender dan status sosial  *para janda :) khususnya perempuan aceh.

*perempuan Aceh sebagai pahlawan dan dalam pandangan feminisme
       Jauh sebelum isu gender dihempaskan ke publik dan sebelum Kartini muncul ternyata perempuan Aceh telah memainkan peran penting semenjak abad ke 11 yang lalu. Perempuan Aceh telah menggerakkan lini kehidupan masyarakat menuju kesebuah peradaban jauh melampaui jamannya. Ya…kita punya banyak pahlawan wanita yang pemberani, turun ke medan perang berdiri bersama laki-laki dan bahkan mengambil peran laki-laki saat itu melawan penjajah. Menariknya, mereka masih menyandang nilai-nilai keislaman dan kearifan local (tradisi dan budaya) secara harmonis tatapi tetap dalam konteks seorang ibu.
   Mereka perempuan yang hidup jauh sebelum kita, tidak pernah menggembar gemborkan gender (feminisme) tapi telah jauh mempraktekkan konsep feminisme yang senenarnya. Sementara kita perempuan yang sudah merdeka masih salah kaprah menempatkan emansipasi dan justru sibuk menyuarakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan yang hidup di era kekinian menentut kesetaraan disegala bidang. Padahal Allah sudah mengatur segalanya sesuai dengan porsinya sendiri, yaitu berbagi peran sesuai kebutuhan tanpa keluar dari konteks agama itu sendiri.  Wow..saya jadinya membayangkan seorang laki-laki duduk menyusui seorang  bayi:)

* Status janda sebagai seorang pahlawan dan dalam pandangan masyarakat kita
     Sisi menarik yang selalu menarik perhatian saya adalah bagaimana pandangan masyarakat kita terhadap status janda di era kekinian. Banyak masyarakat yang memberikan strigma negatif terhadap janda, apa itu karna pengauh media yang selalu menampikan sosok perempuan genit sebagai konsumsi public atau memang pandangan masyarakat sendiri yang keliru dalam menilai. Entahlah..
      Hal membanggakan para janda dan perempuan aceh pada umumnya adalah kita punya Cut Nyak Dien, Cut Meutia, tengku Fakinah, Pocut Meurah Intan, Pocut Meuligo. Mereka adalah para janda yang gagah berani melawan penjajah menggantikan para suami yang syahid terlebih dahulu. Situasi yang sulit justru membentuk mereka menjadi figure  perempuan yang kuat. Mereka telah membuat penjajah kalang kabut dan mengangkat topi atas semangat juang para janda tesebut dalam  berjuang, keberanian serta memelihara diri mereka sesuai dengan konteks budaya yang kuat.

So…terakhir saya ingin sedikit berbagi, bahwa saya juga mempunyai sosok heroik dalam hidup saya, seorang perempuan sederhana yang hidup diakhir jaman, mempunyai impian besar membesarkan anak anaknya menjadi sesuatu dikemudian hari. Beliau juga seorang janda yang memilih hidup sendiri semenjak ditinggal mati suami serta menghabikan waktunya bersama kedua anaknya. Sosok yang sangat fenmenal dimata saya…dialah ibu saya sendiri :)


love u mom...my hero :)